Sudah giat berdoa tetapi merasa belum dikabulkan harapan oleh Allah SWT? Berikut 10 pemicu doa tidak diijabah, bisa jadi melaksanakan salah satunya.
Dikala doa-doa kita tidak kunjung terlihat diijabah oleh Allah SWT, hingga terdapat baiknya kita senantiasa berbaik sangka.
Allah SWT sangat menyayangi hambanya yang berdoa. Apalagi, Allah berjanji hendak mengabulkan doa- doa para hambanya.
Dalam Angkatan laut(AL) Quran Surat Ghafir ayat 60, Allah SWT berfirman:
Arab:ادْعُونِيأَسْتَجِبْلَكُمْإِنَّالَّذِينَيَسْتَكْبِرُونَعَنْعِبَادَتِيسَيَدْخُلُونَجَهَنَّمَدَاخِرِينَ
Maksudnya: Berdoa lah kepadaKu, Saya hendak kabulkan doa kamu. Sangat orang- orang yang menyombongkan diri sebab enggan beribadah kepada- Ku, hendak dimasukkan ke dalam neraka jahannam dalam kondisi hina dina.
Di dalam menanggapi doa hambanya, Allah mempunyai 3 metode.
Yang awal, Allah hendak langsung mengabulkannya doa hambanya di dunia. Yang kedua Allah hendak mengabulkannya di akhirat. Ataupun bila tidak, hingga Allah hendak mengubahnya dengan menjauhkan hamba dari bencana.
Nabi Muhammad SAW. bersabda:
“ Tiada seseorang berdo’ a kepada Allah dengan sesuatu do’ a, kecuali dikabulkanNya, serta ia mendapatkan salah satu dari 3 perihal, ialah dipercepat terkabulnya menurutnya di dunia, ditaruh( ditabung) untuknya hingga di akhirat, ataupun ditukar dengan mencegahnya dari bencana( musibah) yang seragam.”( HR. Ath- Thabrani)
Buat itu, selaku hamba Allah kita wajib senantiasa senantiasa bersabar, ikhlas, serta berprasangka baik kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda, Doa seseorang hamba Allah senantiasa dikabulkan sepanjang dia tidak berdoa buat sesuatu perbuatan dosa ataupun memutuskan silaturahim ataupun tidak terburu- buru lekas dikabulkan. Seseorang teman bertanya, Wahai Rasulullah, apakah iktikad terburu- buru? Rasulullah menanggapi, Dia berkata, saya sudah berdoa tetapi saya tidak memandang doaku dikabulkan, sehingga dia mengabaikan serta meninggalkan doanya itu.( HR Muslim).
Tidak hanya itu, kita pula butuh mawas diri ataupun introspeksi diri. Bisa jadi saja Allah belum mengabulkan doa kita lantaran kita melaksanakan hal- hal yang tidak diridhai- Nya.
Diceritakan kalau sesuatu hari, Ibrahim bin Adham melintas di pasar Bashrah, kemudian orang- orang berkumpul mengerumuninya seraya mengatakan,“ Wahai Abu Ishaq, apa karena kami senantiasa berdoa tetapi tidak sempat dikabulkan?”
Dia menanggapi,“ Sebab hati kamu sudah mati oleh 10 perihal”
Ibrahim bin Adham mengatakan:
Terdapat 10 perihal yang menimbulkan doa tidak dijawab oleh Allah
1. Kamu memahami Allah, tetapi tidak menunaikan hak- hak- Nya
2. Kamu membaca Al- Quran, tetapi kamu tidak ingin mengamalkan isinya
3. Kamu mengaku kalau iblis merupakan musuh yang sangat nyata, tetapi dengan suka hati kamu menjajaki jejak serta perintahnya
4. Kamu mengaku menyayangi Rasulullah, namun kamu suka meninggalkan ajaran serta sunnahnya
5. Kamu sangat menginginkan surga, tetapi kamu tidak sempat melaksanakan amalan pakar surga
6. Kamu khawatir dimasukkan ke dalam neraka, tetapi kamu dengan senangnya padat jadwal dengan perbuatan pakar neraka
8. Kamu padat jadwal mencari aib orang lain serta melupakan cacat serta kekurangan kamu sendiri
9. Kamu tiap hari memakan rezeki Allah, tetapi kamu kurang ingat mensyukuri nikmat- Nya
10. Kamu kerap mengantar jenazah ke kubur, tetapi tidak sempat menyadari kalau kamu hendak hadapi perihal yang seragam”
Berikut 5 adab yang dicoba oleh muslim dikala berdoa:
1. Menghadap ke kiblat
Berdoa menghadap ke kiblat sempat dicoba oleh Rasulullah SAW.
Teman Jabir Ibnu Abdullah semacam diriwayatkan dalam suatu hadits Muslim, ia sempat wukuf di Arafah bersama Rasulullah SAW.
Di Arafah Jabir memandang gimana Nabi Muhammad SAW berdoa.
Bagi Jabir, dikala datang di Arafah Rasulullah menghadap kiblat serta berdoa hingga matahari terbenam.
2. Menengadahkan tangan
Teman Sulaiman semacam diriwayatkan dalam Hadits Abu Dawud berkata kalau, Rasulullah SAW bersabda:
Sebetulnya Allah merupakan Zat Yang Maha Hidup serta Maha Mulia. Kala para hamba- Nya mengangkut tangan mereka, Allah malu bila menolaknya dengan tangan hampa.
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, Diriwayatkan pula oleh al- Tirmidzi. Dilansir dari Kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Al- Ghazali dalam Bab Doa, hadits seragam pula diriwayatkan Ibnu Majah serta al- Hakim.
Bagi al- Hakim sanadnya Shahih, sebab penuhi kriteria al- Bukhari serta Muslim, tulis Angkatan laut(AL)- Ghazali.
Anas Ibn Malik pula berkata kalau dikala berdoa Rasulullah SAW senantiasa mengangkut kedua tangannya sampai putih ketiaknya nampak.
3. Membaca puji- pujian serta sholawat
Muslim dianjurkan buat menghantarkan puji- pujian serta sholawat saat sebelum mengantarkan munajatnya.
Salah seseorang Teman Nabi mengatakan:
Kala Nabi Muhammad saw duduk di masjid, seketika tiba seseorang pria masuk, kemudian dia shalat. Sehabis berakhir dia membaca doa, Allahummaghfirlii warhamnii. Hingga waktu itu Rasulullah juga mengatakan, wahai kawan, engkau terburu- buru. Bila Engkau sholat, duduklah dulu setelah itu bacalah puji- pujian kepada Allah. Sebab ia yang mempunyai pujian itu, kemudian Engkau baca shalawat kepadaku setelah itu baru berdoa. Setelah itu tiba seseorang yang lain sehabis sholat dia menyanjung Allah serta membaca shalawat buat Nabi Muhammad saw. serta sehabis itu Nabi bersabda, Berdoalah hendak dipadati.
4. Dengan suara lembut serta rasa takut
Allah menggemari hamba- hambanya yang lembut serta tidak melampaui batasan, tercantum pula dikala lagi berdoa.
Tidak hanya itu, kita pula disarankan buat berdoa dengan rasa khawatir serta penuh harap.
Firman Allah SWT yang berbunyi,” Berserulah( Berdoa) kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri serta suara yang lembut. Sebetulnya Allah tidak menggemari orangorang yang melampaui batasan. Serta janganlah engkau berbuat kehancuran dibumi setelah( Allah SWT) memperbaikinya, serta berdoalah kepada- Nya dengan rasa khawatir( tidak diterima) serta harap( hendak dikabulkan). Sebetulnya rahmat Allah amat dekat kepada orang- orang yang berbuat baik.”( Q. S. Angkatan laut(AL) Araf: 55- 56)
5. Percaya hendak dikabulkan
Di dalam berdoa kita wajib percaya serta berprasangka baik kepada Allah, semacam hadis berikut ini:
أَنَاعِنْدَظَنِّعَبْدِيبِي
Sebetulnya Allah berfirman:“ Saya sebagaimana prasangka hambaku kepada- Ku. Saya bersamanya bila dia berdoa kepada- Ku.”[HR. Muslim 4832, 4851; Tirmidzi 3527, Ahmad 7115]